AKMAL Dg. Lau
Biarlah aku jadi pucuk
Hari esok jadi tunas
Lambai ikut gemulainya arah
Seiring waktu kian kemari
Dengan hembusan tercompang camping
Menari tanpa gerak
Diam sesak air gemuruh
Keluh rayu pangkuan tak berarti
Hasut telah kubaca dengan makna nurani
Lambaianmu tersa perih di penatku
Cerah hari esok temui Tuhan
Dengan menatap pucuk layu
Apa daya pucuk ini
Ketika akan diserang cacing-cacing rakus
Apa daya pucuk ini
Ulat-ulat bersemayam di batang
Aku hanya tumbal dukun penjilat
Aku hnya umpan kail berkarat
Dan hanya sperma hasil onani
Bukan dari hasil persenggamaan dengan karya
Sekali lagi,
Aku hanya sperma yang kau semrpotkan
Di sudut parit.
Makassar, 25 Februari 2008
03/06/10
PUCUK LAYU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar